Sabtu, 01 Maret 2008

Sherlock Holmes belum mati

Lama kita mengira bahwa sosok detektif legendaris Sherlock Holmes dari london tewas bersama Moriarty didasar Air Terjun Reichenbach. Memang Kisah yang menarik untuk anda baca, Dan ini hanya cuplikan kisahnya yang berjudul "Petualangan Rumah Kosong":

Apa yang kuamati di jalan Park Lane No. 427 itu tidak banyak berfaedah untuk
menjelaskan kasus yang selama ini telah menarik perhatianku. Rumah itu
dipagari tembok yang rendah dengan pagar besi yang tinggi, namun
keseluruhan tingginya tidak lebih dari 1,5 meter. Jadi sangat mudah bagi siapa
saja untu masuk ke halaman, namun sungguh-sungguh tak mungkin
seseorang, segesit apa pun dia itu, dapat memanjat jendelanya. Akhirnya dalam
keadaan semakin bingung, aku kembali ke Kensington. Belum ada lima menit
aku berada di ruang kerjaku, ketika pelayan rumah menyampaikan kepadaku
bahwa seseorang ingin sekali menemuiku. Betapa terkejutnya aku karena
tamuku itu tidak lain adalah sang kolektor buku yang aneh tadi. Dia masuk ke
kamarku sambil menenteng buku-bukunya - paling tidak ada duabelas buah -
di tangan kanannya. Wajahnya tirus, penuh keriput, dan rambutnya putih.
"Anda terkejut melihat saya, Sir," katanya dengan suara parau yang sangat
aneh.
Kuakui, aku memang terkejut.
"Begini, Sir, saya merasa bersalah, dan ketika secara kebetulan saya melihat
Anda memasuki rumah ini, saya pikir sebaiknya saya masuk ke sini untuk
berterima kasih kepada Anda yang telah berbaik hati memungutkan bukubuku
saya yang berserakan di tanah, sekaligus memohon maaf atas perlakuan
saya tadi yang tidak ramah dan agak kasar."
"Anda terlalu membesar-besarkan hal yang sepele," kataku. "Bolehkan saya
bertanya bagaimana Anda tahu tentang saya?"
"Baiklah, Sir, semoga saya tak terlalu lancang, saya adalah tetangga Anda. Saya
punya toko buku kecil di ujung Church Street. Saya sangat senang dapat
bertemu dengan Anda. Siapa tahu Anda juga suka mengumpulkan buku-buku,
Sir. Ini, ada British Birds, Catullus, dan The Holy War - masing-masing
harganya murah sekali. Dengan menambahkan lima buku saja, rak kedua Anda
itu akan penuh. Kalau melompong begitu jadinya kurang rapi, kan?"
Kupalingkan kepalaku ke arah rak di belakangku, dan ketika kepalaku berbalik
lagi, Sherlock Holmes sedang berdiri di depan meja tulisku sambil tersenyum
kepadaku. Aku sangat terkejut hingga terlompat berdiri dan menatap sosok di
hadapanku itu dengan mata melotot selama beberapa detik. Kemudian aku tak
sadarkan diri - untuk pertama kali dan mungkin hanya sekali itu dalam
hidupku. Apa yang kurasakan selanjutnya adalah adanya secercah kabut abuabu
yang melayang berputar-putar di depan kedua mataku. Dan ketika
penglihatanku menjadi semakin jelas, kudapati kerah bajuku telah
dilonggarkan dan rasa brendi pada bibirku. Holmes sedang membungkukkan
badannya dekat kursi tempat aku terjatuh sambil menggenggem sebuah botol
di tangannya.
"Sobatku, Watson," terdengar suaranya yang tak asing lagi di telingaku, "aku
mohon beribu-ribu maaf kepadamu. Aku sungguh tak menduga bahwa aku
akan mengejutkanmu sedemikian rupa."
Aku menggapai lengannya.
"Holmes!" teriakku. "Benar-benar kaukah ini? Bagaimana mungkin kau masih
hidup? Apakah kau berhasil memanjat keluar dari jurang yang amat
mengerikan itu?"
"Tunggu sebentar," ucapnya. "Apakah kau yakin kau sudah cukup kuat untuk
membicarakan hal ini? Aku telah membuatmu sangat terpukul dengan
kemunculanku kembali, yang seharusnya jangan secara dramatis begitu."
dan....dan..... kisah lanjutannya dapat anda baca pada minggu-minggu berikutnya, oke

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda